Awal tahun 2018, tepatnya tanggal 6 Januari, saya berkesempatan datang ke Chinatown Bandung yang lagi ramai-ramainya dibicarakan. Awalnya, sih, ke acara kondangan saudara, tapi karena selesai sampai setengah hari saja, jadinya saya sekeluarga memanfaatkan waktu yang tersisa untuk jalan-jalan. Sayang, 'kan, sudah susah-susah ke Bandung kalau nggak jalan-jalan~?
Sebelum ke Chinatown, kami sempat mampir ke kafe baru milik sepupu, namanya Right Hands Cofee di Jalan Cisokan, Bandung belakang Pusat Pendidikan Infanteri. Daerahnya enak sejuk dan di sampingnya ada sungai kecil, jadi kalau mau nongkrong-nongkrong sambil mendengar suara sungai, silahkan datang. Berhubung kafenya masih baru (baru buka sebelum natal 2017, tepatnya tanggal 22 Desember 2017), jadi dicari di google pun belum ada, jadi tolong kunjungi IG mereka untuk informasi lebih lanjut. Menu andalannya tentunya berbagai jenis kopi dengan manual brewing, I don't understand coffee very much, but I really enjoy their chocolate. Untuk makanannya, tersedia mulai dari makanan ringan sampai berat dengan harga yang jauh lebih murah dari harga-harga kafe di Jakarta tentunya.
Right Hands Coffee
Jalan Cisokan 8 C, Bandung, dekat Pusat Pendidikan Infanteri, Bandung
Instagram: @righthandscoffee (please visit their IG for more information)
Range harga: 50-100kPlus: ambience, coffee
Minus: parkirnya kecil, tapi kalau membawa rombongan besar, bisa disediakan parkir di dalam gedung PPI
Setelah dari sana, barulah kami melanjutkan perjalanan ke Chinatown. Dari luar, kelihatannya lebih kecil dari dugaan tetapi dalamnya cukup luas. Karena hari itu Hari Minggu, maka kami membayar tiket masuk sebesar Rp 20.000 dan diberikan bonuspemukul lalat tongkat untuk tap kartu toll per tiket. Karena saat itu kami berlima, maka tongkat yang didapat pun lima buah (banyaaak...)
Oh, ya, lahan parkir di sana cukup kecil dan kami beruntung bisa dapat parkir meski di pinggir jalan karena hari itu nggak terlalu ramai. Cuacanya agak mendung dan kami sempat khawatir akan turun hujan, walaupun untungnya nggak, sih. Dari depan saja, kita sudah disambut dengan mural ala-ala pecinan. Banyak orang yang sudah asyik foto-foto di depan. Dan begitu masuk, rasanya seperti pergi ke manaa, begitu.
Chinatown ini baru didirikan sekitar 5 bulan, yaitu pada 20 Agustus 2017. Begitu masuk, kita bisa melihat Bandung Chinatown Museum yang memamerkan berbagai perabotan antik khas Tionghoa dan juga infografis sejarah suku Tionghoa di Bandung. Banyak spot yang instagrammable, termasuk di depan-depan toko souvenir dan juga di tembok-temboknya. Salah satu spot foto utama adalah jembatan kecil di atas kolam yang terletak di tengah-tengah. Buat kalian yang suka barang-barang antik atau khas Tionghoa, silakan cek toko souvenir di sana.
Sistem pembayaran di sini bisa dengan debit atm apapun, sementara untuk kartu elektronik baru bisa BCA flazz saja. No cash, ya! Walaupun saya cuma beli dua lembar kertas kado seharga Rp 15.000, saya tetap harus bayar dengan gesek-gesek (jangan berpikir yang iya-iya, ya). Makanan yang tersedia nggak cuma makanan China, kok! Berbagai masakan indonesia, bakso, laksa, dan lain-lain tersedia di sana dan juga jangan khawatir karena semuanya no pork! Harga makanannya standar untuk ukuran tempat wisata. Ada juga tempat penyewaan kostum bagi kalian yang lebih ingin menghayati suasana.
Makanan yang kami beli waktu itu adalah cakwe original seharga Rp 20.000 isi 3 (awalnya berpikir mahal, ternyata porsinya super besar), thai tea-green tea 2 in 1 seharga 30k (murah!), bola-bola ubi, dan goreng-gorengan (@6-7k). Sempat udik karena ini pertama kalinya saya dikasih papan antrian yang ada alarmnya. Jadi, waktu beli goreng-gorengan, setelah bayar di kasir, mas-masnya kasih papan bertuliskan nomor tunggu dan bilang kalau pesanan sudah ready, papannya akan bunyi. Waktu itu, sih, cuma iya-iya saja, tapi pas papannya benar-benar bunyi, saya panik dan langsung lari ke masnya, haha. Maaf, ya, anak kampung...
Begitu mulai gelap, deretan lampion yang digantung di atas mulai dinyalakan dan suasanya berubah jadi seperti pasar malam. Berbahagialah kalian yang punya kamera bagus! Abadikan suasana itu! Sayangnya, kamera saya jelek kalau untuk foto malam-malam, jadi hanya bisa foto sebentar dan segera pulang karena harus menghadapi macet ke arah Jakarta dan untuk masuk kerja keesokan harinya.
Overall, cukup puas main ke Chinatown ini, terutama bagi kalian yang suka foto-foto!
Chinatown Bandung
Jl. Kelenteng No. 41, Ciroyom, Kec. Andir, Kota Bandung
Telp: (022) 603-8114
Informasi: website | instagram
Jam operasional: 12.00-24.00
Tiket: Rp 10.000 (Senin-Kamis), Rp 20.000 + souvenir (Jumat-Minggu)
Sistem pembayaran: BCA Flazz, BCA Kredit (min. 100.000), debit bank apapun
Di sebelahnya langsung ada sungai |
My hot chocolate~ <3 |
Right Hands Coffee
Jalan Cisokan 8 C, Bandung, dekat Pusat Pendidikan Infanteri, Bandung
Instagram: @righthandscoffee (please visit their IG for more information)
Range harga: 50-100kPlus: ambience, coffee
Minus: parkirnya kecil, tapi kalau membawa rombongan besar, bisa disediakan parkir di dalam gedung PPI
A post shared by righthandscoffee (@righthandscoffee) on
Setelah dari sana, barulah kami melanjutkan perjalanan ke Chinatown. Dari luar, kelihatannya lebih kecil dari dugaan tetapi dalamnya cukup luas. Karena hari itu Hari Minggu, maka kami membayar tiket masuk sebesar Rp 20.000 dan diberikan bonus
Oh, ya, lahan parkir di sana cukup kecil dan kami beruntung bisa dapat parkir meski di pinggir jalan karena hari itu nggak terlalu ramai. Cuacanya agak mendung dan kami sempat khawatir akan turun hujan, walaupun untungnya nggak, sih. Dari depan saja, kita sudah disambut dengan mural ala-ala pecinan. Banyak orang yang sudah asyik foto-foto di depan. Dan begitu masuk, rasanya seperti pergi ke manaa, begitu.
Tiket dan bonusnya |
Chinatown ini baru didirikan sekitar 5 bulan, yaitu pada 20 Agustus 2017. Begitu masuk, kita bisa melihat Bandung Chinatown Museum yang memamerkan berbagai perabotan antik khas Tionghoa dan juga infografis sejarah suku Tionghoa di Bandung. Banyak spot yang instagrammable, termasuk di depan-depan toko souvenir dan juga di tembok-temboknya. Salah satu spot foto utama adalah jembatan kecil di atas kolam yang terletak di tengah-tengah. Buat kalian yang suka barang-barang antik atau khas Tionghoa, silakan cek toko souvenir di sana.
Bagian dalam Bandung Chinatown Bandung |
Sistem pembayaran di sini bisa dengan debit atm apapun, sementara untuk kartu elektronik baru bisa BCA flazz saja. No cash, ya! Walaupun saya cuma beli dua lembar kertas kado seharga Rp 15.000, saya tetap harus bayar dengan gesek-gesek (jangan berpikir yang iya-iya, ya). Makanan yang tersedia nggak cuma makanan China, kok! Berbagai masakan indonesia, bakso, laksa, dan lain-lain tersedia di sana dan juga jangan khawatir karena semuanya no pork! Harga makanannya standar untuk ukuran tempat wisata. Ada juga tempat penyewaan kostum bagi kalian yang lebih ingin menghayati suasana.
Makanan yang kami beli waktu itu adalah cakwe original seharga Rp 20.000 isi 3 (awalnya berpikir mahal, ternyata porsinya super besar), thai tea-green tea 2 in 1 seharga 30k (murah!), bola-bola ubi, dan goreng-gorengan (@6-7k). Sempat udik karena ini pertama kalinya saya dikasih papan antrian yang ada alarmnya. Jadi, waktu beli goreng-gorengan, setelah bayar di kasir, mas-masnya kasih papan bertuliskan nomor tunggu dan bilang kalau pesanan sudah ready, papannya akan bunyi. Waktu itu, sih, cuma iya-iya saja, tapi pas papannya benar-benar bunyi, saya panik dan langsung lari ke masnya, haha. Maaf, ya, anak kampung...
Salah satu deretan kios |
Cakwe 20 ribu |
Begitu mulai gelap, deretan lampion yang digantung di atas mulai dinyalakan dan suasanya berubah jadi seperti pasar malam. Berbahagialah kalian yang punya kamera bagus! Abadikan suasana itu! Sayangnya, kamera saya jelek kalau untuk foto malam-malam, jadi hanya bisa foto sebentar dan segera pulang karena harus menghadapi macet ke arah Jakarta dan untuk masuk kerja keesokan harinya.
Overall, cukup puas main ke Chinatown ini, terutama bagi kalian yang suka foto-foto!
Chinatown Bandung
Jl. Kelenteng No. 41, Ciroyom, Kec. Andir, Kota Bandung
Telp: (022) 603-8114
Informasi: website | instagram
Jam operasional: 12.00-24.00
Tiket: Rp 10.000 (Senin-Kamis), Rp 20.000 + souvenir (Jumat-Minggu)
Sistem pembayaran: BCA Flazz, BCA Kredit (min. 100.000), debit bank apapun