[Jepang 2016] Hari 1 - Bandara Haneda, Imperial Palace East Gardens, Stasiun Tokyo, Shibuya

Saturday, December 02, 2017

Hari pertama pelancongan ke Jepang ini dimulai dari Bandara Internasional Haneda, ke hostel untuk titip koper, lalu berlanjut ke Imperial Palace East Gardens, Stasiun Tokyo, dan sholat serta makan sushi murah di Shibuya.



Setelah satu jam delay, akhirnya kami tiba di Jepang sekitar pukul setengah 10 pagi. Setelah menunggu bagasi yang cukup lama, kami langsung bertemu dengan Sapto yang datang menjemput ke bandara. Di saat itu barulah kita sadar kalau kita dapat masalah: koper Fania kekunci dan dia nggak ingat nomor kuncinya! Selama sekitar satu jam kita keliling-keliling mencari tukang kunci yang bisa membuka koper Fania. Akhirnya kita nemu tukang kunci di terminal domestik Haneda, tapi pilihan yang ditawarkan hanyalah ngehancurin kuncinya. Dan... dihancurkanlah kunci kombinasi Fania yang baru saja dibeli di Bandara Soekarno-Hatta sebelum berangkat dan kembali ke kunci gembok biasa. Bye bye 200 ribu... 😢


Nggak kerasa capek juga ngurusin beginian, tapi perjalanan harus tetap lanjut karena kapan lagi bisa ke Jepang, 'kan? Maka berlanjutlah perjalanan ke luar bandara menuju hostel untuk titip koper agar bisa lebih leluasa jalan-jalan. Dari hostel, tujuan hari pertama ini adalah:

1. Imperial Palace East Gardens
2. Tokyo Station First Avenue
3. Shibuya


IMPERIAL PALACE EAST GARDENS


Untuk sampai di East Gardens, kita turun di stasiun subway Tokyo. Walaupun saat itu sudah pukul 12 siang, tapi sama sekali nggak terasa panas, malah saya kedinginan padahal suhu saat itu cuma 12 derajat. Apa karena sudah tua, ya? 😂

Dari stasiun subway Tokyo menuju pintu masuk East Garden ternyata cukup jauh juga. Sayangnya kita datang ke Jepang terlalu cepat jadi belum bisa meihat daun-daun yang jadi kuning. Tak apalah~ Sebelum ke East Garden, kita melewati Wadakura Fountain Park terlebih dulu. 

Wadakura Fountain Park dibangun pada tahun 1961 untuk merayakan pernikahan Kaisar Akihito. Taman ini kemudian direnovasi pada tahun 1995 dengan tema "Kesinambungan dan Perkembangan Baru" untuk merayakan pernikahan Putra dan Putri Mahkota. Keempat kanal yang menghubungkan air mancur baru dengan air mancur lama melambangkan dua generasi pernikahan kerajaan. Sayangnya kita datang ke sini di siang hari, pemandangan air mancur malam hari di taman ini katanya sangat cantik.

Monumen Pembangunan



Jembatan dekat air mancur utama yang menyala pada malam hari

Dari Wadakura Fountain Park, perjalanan sudah nggak jauh lagi dan beberapa menit kemudian kita sudah bisa melihat bangunan-bangunan yang ada di kawasan Imperial Palace. Makin semangatlah kita berjalan menuju gerbang~! Dan... akhirnya sampai jugalah kita di Gerbang Otemon!


Otemon Gate
Walaupun gratis, kita tetap dikasih tiket masuk (yang harus dikembalikan waktu pulang)
Peta East Gardens (klik untuk memperbesar)

Walaupun namanya taman, tapi tempatnya GEDEEEEEE banget!! Dari pintu masuk, kita nggak tau mau jalan ke arah mana, jadinya kita cuma bisa mengikuti orang-orang. Tempat pertama yang kita lewati adalah Sannomaru Shozokan, museum tempat koleksi lukisan kerajaan. Sayangnya kita nggak masuk, sih. Entah karena banyak pohon di taman ini atau apa, tapi rasanya udaranya dingin banget sampai-sampai saya dan Fania menggigil kedinginan! Sapto, sih, oke-oke saja karena sudah biasa. Sudah pakai syal dan sarung tangan kayak lagi musim dingin sementara orang-orang di sekitar bahkan ada cuma pakai celana pendek, tapi muka rasanya beku parah. Akhirnya kita istirahat dulu di rest house dan beli hot cocoa. Hot cocoa-nya benar-benar sesuai namanya, panas banget! Nggak hangat-hangat tapi panas pake banget sampai nggak bisa diminum tanpa membakar lidah... TTwTT

Sannomaru Shozokan
Ote Rest House tempat minum hot cocoa super panas
Setelah susah payah membakar lidah, kami melanjutkan perjalanan tetap dengan tanpa tahu arah dan hanya mengikuti orang-orang. Udara di sini terlalu bersih dan dingin sampai-sampai bikin hidung sakit.



Berbagai jamur yang ada di Ninomaru Groove
Ninomaru Groove
Suwa-no-cha-ya
Shiomizaka Slope
Pemandangan dari atas Shiomizaka Slope
Tempat manggil alien Music Hall
Tenshu-dai (Base of the former palace)

Imperial Palace East Gardens
Opening Hours: 09:00-16:30 (17:00 di pertengahan April-Agustus; 16:00 di November-Februari)
Admission: Free


TOKYO STATION


Setelah selesai dari East Gardens, kita bertiga pergi ke Stasiun Tokyo yang besar itu untuk menuju Shibuya. Karena mengejar waktu sholat, kami nggak sempat terlalu banyak menjelajahi Stasiun Tokyo ini, tapi kami sempat mampir di First Avenue Tokyo Character Street. Sesuai namanya, Tokyo Character Street berisi banyak toko yang menjual pernak-pernik dari bermacam-macam karakter.

Selesai dari East Gardens, menuju Stasiun Tokyo
Bangunan Stasiun Tokyo, sayang nggak sempat ambil foto dari angle yang lebih bagus

Langit-langit Stasiun Tokyo, warnanya kayak kue~ 😋




Ketemu Miiko super cute~ (>w<)

Sexy booty~





Station Master Pikachu!
Tokyo Character Street
Location: Yaesu North Exit underground floor in Tokyo Station, inside First Avenue Tokyo Station (also called, Tokyo Eki Ichibangai in Japanese)


SHIBUYA



Rencana awal ke Shibuya adalah untuk ketemu dengan Nova yang kebetulan juga sedang jalan-jalan di Jepang walaupun akhirnya nggak jadi karena dia keasikan di Tokyo Sky Tree. Jadilah kita bertiga mampir di Shibuya untuk mencari tempat sholat dan makan sushi murah rekomendasi Sapto. 

Karena bertepatan dengan Halloween, Shibuya Crossing sangat ramai dengan orang-orang yang mengenakan kostum Halloween. Ternyata sebentar lagi di sana akan diadakan Halloween Party dengan menutup akses jalan raya dari kendaraan bermotor dengan melibatkan banyak banget polisi untuk mengatur keadaan.




Setelah lolos dari jalanan penuh sesak, kami berjalan menuju daerah Dogenzaka untuk mencari tempat sholat. Lokasinya berada di dalam gedung apartemen Noa Dogenzaka di dalam ruangan 1107. Gunakan lift untuk mencapai lantai 11, lift-nya terbuka untuk umum. Dari luar memang kelihatan seperti ruangan apartemen biasa, tapi jangan sungkan untuk ketuk saja. Orang-orang di sana raman-ramah, kok!

Prayer space in Shibuya, Noa Dogenzaka
Location: Di dalam gedung apartemen Noa Dogenzaka, ruangan 1107
How to get there: baca di sini
Map:

Setelah selesai sholat, sudah waktunya untuk mengisi perut! Saat itu Sapto bilang kalau sekitar sini ada tempat makan sushi murah dan halal (belum ada label halalnya sebenarnya, tetapi karena bahan-bahannya terbuat dari ikan, jadi nggak mengandung yang haram). 

Namanya Uobei, salah satu franchise dari Genki Sushi yang juga sudah buka gerainya di Indonesia, salah satunya di Grand Indonesia. Harga satu porsinya mulai dari 100 yen! Banyak variasi dan juga dengan berbagai harga. Kapan lagi bisa coba sushi yang murah dan enak, 'kan?

Sama seperti yang ada di Indonesia, cara pemesanannya dilakukan dengan menggunakan layar tablet yang tersedia di setiap kursi dan sushi akan diantar ke meja kita dengan kereta shinkansen kecil, haha. Tenang saja, instruksi pemesanan juga ditulis dengan bahasa Inggris dan staf toko juga bisa berbahasa Inggris karena tamu yang datang nggak jarang adalah turis.

Menunggu antrian, lagi ada crab festival~
Tablet untuk memesan makanan
Di belakang tablet itu adalah jalur kereta shinkansen yang mengantar sushi ke meja kita
Uobei Sushi
Location:
Opening Hours: 11:00-00:00
Map:


Selesai isi perut, kami berdua berpisah dengan Sapto dan kembali ke hostel. Capek juga setelah hampir 8 jam duduk pegal-pegal di pesawat dan jalan jauh selama satu hari. Sampai hostel, kami langsung sikat gigi, ganti baju, charge elektronik yang diperlukan, gelar futon dan tidur. Perjalanan selama satu hari bisa dilihat di peta ini: 


Sampai jumpa di hari kedua~!

Hari 2 - Ueno Park, Ameyoko, Ikebukuro, Akihabara >>

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Followers

Subscribe